Saat ini Kementerian Kehutanan terus berusaha menggalakkan dan
mengembangkan lima jenis prioritas Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), salah satunya
adalah bambu. Selain karena memiliki prospek yang sangat menjanjikan serta
terbatasnya jumlah hasil kayu saat ini, bambu merupakan alternatif pengganti
kayu yang paling ideal saat ini sebagai bahan bangunan maupun mebel.
Kebutuhan akan
kayu untuk perumahan dan mebel semakin meningkat seiring dengan perkembangan
jumlah penduduk di Indonesia. Ditambah dengan illegal loging, telah menyebabkan
kerusakan hutan di Indonesia saat ini semakin mengkhawatirkan. Oleh karena itu,
untuk mengembalikan fungsi hutan sebagai salah satu komponen lingkungan hidup
yang terjamin kelestariannya, maka langkah yang perlu dilakukan adalah
menghentikan penebangan kayu hutan dan melakukan reboisasi sampai hutan kembali
sehat dan mencapai keseimbangan. Dalam hal ini, tentunya terlebih dahulu perlu
dicari bahan lain untuk menggantikan kayu sebagai bahan bangunan maupun mebel.
Apabila
melihat kondisi saat ini, bambu merupakan tanaman yang tidak asing lagi untuk
masyarakat Indonesia karena tanaman ini sudah tersebar di seluruh wilayah
nusantara ini. Akan tetapi, banyaknya keunggulan, manfaat dan nilai ekonomi
yang diperoleh dari tanaman ini mulai dari bagian akarnya, batangnya,
rebungnya, bahkan daunnya sekalipun ternyata belum diketahui sepenuhnya oleh
masyarakat.
Berdasarkan
hal tersebut, minimal perlu adanya sosialisasi atau transfer informasi kepada
masyarakat luas agar dapat lebih mengenal tanaman bambu ini sehingga diharapkan
bambu dapat dilestarikan, dibudidayakan serta dapat dijadikan sumber
penghasilan bagi masyarakat.
Mengenal Tanaman Bambu
Bambu adalah
tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Bambu
memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru. Di dunia
ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat karena
memiliki sistem rhizoma-dependen unik, (Wikipedia). Beberapa keunggulan bambu :
- 1. Mudah ditanam dan tidak memerlukan pemeliharaan khusus.
- Untuk melakukan budidaya bambu, tidak diperlukan investasi yang besar, setelah tanaman sudah mantap, hasilnya dapat diperoleh secara menerus tanpa menanam lagi.
- Secara fisik memiliki kelebihan yaitu serat panjang dan rapat, lentur tidak mudah patah, dinding keras dan sebagainya. Kecepatan pertumbuhan bambu dalam menyelesaikan masa pertumbuhan vegetatifnya merupakan tercepat dan tidak ada tanaman lain yang sanggup menyamainya. Dari beberapa hasil penelitian, kecepatan pertumbuhan vegetatif bambu dalam 24 jam berkisar 30 cm – 120 cm per 24 jam, tergantung dari jenisnya. Sebuah keajaiban pertumbuhan yang tidak dapat ditemukan pada tanaman lain.
- Budidaya bambu dapat dilakukan sembarang orang, dengan peralatan sederhana dan tidak memerlukan bekal pengetahuan yang tinggi.
- Memiliki ketahanan yang luar biasa, Sebagai contoh : rumpun bambu yang telah dibakar, masih dapat tumbuh lagi, bahkan pada saat Hiroshima dijatuhi bom atom sampai rata dengan tanah, bambu adalah satu-satunya jenis tanaman yang masih bertahan hidup.
Jenis-Jenis Bambu
Di Indonesia
terdapat lebih kurang 125 jenis bambu. Ada yang masih tumbuh liar dan belum
jelas kegunaannya. Beberapa jenis bambu tertentu mempunyai manfaat atau nilai
ekonomis tinggi seperti : bambu apus, bambu ater, bambu andong, bambu betung,
bambu kuning, bambu hitam, bambu talang, bambu tutul, bambu cendani, bambu
cangkoreh, bambu perling, bambu tamiang, bambu loleba, bambu batu, bambu
belangke, bambu sian, jepang, bambu gendang, bambu tali dan bambu pagar
(Berlian dan Rahayu, 1995).
Manfaat dan Kegunaan Tanaman Bambu
Bambu merupakan tanaman rakyat terpenting dan banyak kegunaannya untuk
kehidupan sehari-hari, baik sebatas kebutuhan rumah tangga maupun sebagai
sumber perdagangan. Hampir tiap petani di pedesaan memiliki tanaman bambu di
kebunnya masing-masing. Tanaman bambu ini secara umum sangat efektif untuk
reboisasi wilayah hutan terbuka atau gundul akibat penebangan karena
pertumbuhan rumpun bambu yang sangat cepat dan toleransinya terhadap lingkungan
sangat tinggi serta memiliki kemampuan memperbaiki sumber tangkapan air sangat
efektif.
- Akar
Akar bambu,
selain sebagai penahan erosi guna mencegah bahaya kebanjiran, juga dapat
berperan dalam menangani limbah beracun akibat keracunan merkuri dengan cara
menyaring air yang terkena limbah tersebut melalui serabut-serabut akarnya.
Selain itu, akar bambu juga mampu melakukan penampungan mata air sehingga
bermanfaat sebagai sumber penyediaan air sumur.
- Batang
Batang bambu
baik yang masih muda maupun yang sudah tua dapat digunakan untuk berbagai macam
keperluan. Namun demikian, tidak semua jenis bambu dapat dimanfaatkan. Batang
bambu yang masih bulat dapat dimanfaatkan untuk komponen bangunan rumah seperti
dinding, atap, lantai, pintu jendela, dan tiang; juga sebagai komponen
konstruksi jembatan, pipa, saluran air dsb. Batang bambu yang sudah dibelah
banyak dimanfaatkan untuk industri kerajinan tangan dalam bentuk anyaman atau
ukiran, perabot rumah tangga, dll. Batang bambu bulat dan belah banyak
dimanfaatkan oleh industri furniture seperti meja, kursi, lemari rak dan tempat
tidur. Bambu dalam bentuk serat dapat dimanfaatkan untuk industri pulp dan
kertas.
- Daun
Untuk daun
bambu, masyarakat tradisional biasa menggunakan sebagai alat pembungkus,
misalnya makanan kecil seperti uli dan wajik. Di beberapa daerah, daun bambu
merupakan obat tradisional untuk mengobati demam/panas pada anak-anak. Hal ini
disebabkan daun bambu mengandung zat yang bersifat mendinginkan sehingga panas
dalam dapat dengan mudah diredakan. Daun bambu muda yang tumbuh di ujung cabang
dan berbentuk runcing juga sangat mujarab bagi mereka yang tidak tenang pikiran
atau malam hari tidak bisa tidur. Cara penggunaannya adalah daun tersebut
direbus dengan air kemudian diminum.
- Rebung/ Trubus Bambu/ Tunas Bambu
Sedangkan
manfaat dari tunas bambu, yang lebih dikenal sebagai rebung atau trubus bambu
adalah sebagai bahan pangan yang tergolong kedalam jenis sayur-sayuran. Namun,
tidak semua jenis bambu dapat dimanfaatkan rebungnya untuk bahan pangan karena
rasanya ada yang sangat pahit.
Menurut
sebagian praktisi kuliner, jenis bambu yang rebungnya enak dimakan diantaranya
ialah bambu temen dan bambu betung. Rebung bambu temen rasanya paling manis dan
teksturnya pun paling halus. Sedangkan rebung bambu betung selain enak dimakan,
bobotnya bisa mencapai 15 kg/buah. Dewasa ini, masakan rebung dari indonesia
semakin digemari oleh masyarakat di Jepang, Korea Selatan dan RRC.
- Tanaman Obat
Saat ini,
Bangsa Cina telah memproduksi cairan bambu dalam kemasan botol yang banyak
diekspor ke luar negeri. Obat cairan ini disebut Cuk li sui yaitu ramuan cairan
bambu yang di gabungkan dengan benalu untuk menyembuhkan lumpuh badan sebelah
yang diakibatkan oleh tekanan darah tinggi. Bagi penyakit yang begitu berat,
obat tersebut dapat membebaskan saluran pembekuan otak yang terhenti sehingga
penderita dapat cepat sembuh.
- Tanaman Hias
Tanaman bambu
banyak pula yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Mulai dari jenis bambu
kecil, batang kecil, lurus, dan pendek yang banyak ditanam sebagai tanaman
pagar di pekarangan. Selain itu terdapat jenis-jenis bambu hias lain yang dapat
dimanfaatkan untuk halaman pekarangan yang luas, halaman terbatas, dan untuk
pot.
Bambu hias
sekarang ini tengah banyak dicari konsumen. Alasannya penampilan tanaman bambu
unik dan menawan. Tak heran jika bambu pun banyak ditanam sebagai elemen taman.
Apalagi makin disukainya taman bergaya jepang atau tropis yang memasukkan unsur
bambu sebagai salah satu daya tariknya. Jenis bambu yang banyak dimanfaatkan
sebagai tanaman hias antara lain bambu kuning, bambu cendani, bambu sian, bambu
macan, bambu jepang, bambu perling, bambu talang, bambu uncue, bambu loleba,
dan lain-lain
Aspek Teknis Budidaya dan Syarat Tumbuh Bambu
Bambu merupakan salah satu jenis tanaman perintis sehingga untuk tumbuh
tidak membutuhkan persyaratan tumbuh yang teramat rumit sebagaimana tanaman
lain. Tumbuh mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi sesuai dengan
jenis. Memiliki umur yang panjang dalam siklus hidupnya ± 30 -100 tahun bahkan
lebih, tergantung dari jenisnya.
Secara teknis
bahan tanaman bambu dapat dikembangkan dengan teknik stek rhizome akar, stek
batang, stek cabang serta benih. Masa pembibitan tanaman bambu biasanya
memerlukan waktu antara 6-10 bulan. Sedangkan lahan yang paling optimal dan
ideal dalam pengembangan tanaman bambu adalah wilayah asal jenis yang bersifat
endemik tempat tumbuh, akan tetapi bambu memiliki toleransi cukup tinggi
terhadap lahan kecuali pada lahan-lahan yang selalu tergenang. Untuk
faktor-faktor lingkungan yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman
bambu adalah kondisi iklim dan jenis tanah.
a.Iklim
Tempat yang
disukai tanaman bambu adalah lahan yang terbuka dan terkena sinar matahari
langsung dengan suhu berkisar 8,8 – 36oC. Tanaman bambu bisa
dijumpai mulai dari ketinggian 0 sampai 2.000 m dpl. Di Indonesia tanaman bambu
dapat tumbuh pada berbagai tipe iklim, mulai dari tipe curah hujan A,B,C,D
sampai E (Schmidt-Ferguson) atau dari iklim basah sampai kering. Semakin basah
tipe iklimnya, semakin banyak jenis bambu yang dapat tumbuh dengan baik. Hal
ini dikarenakan bambu termasuk jenis tanaman yang membutuhkan banyak air. Curah
hujan yang dibutuhkan tanaman bambu minimal 1.020 mm/thn sedangkan kelembaban
yang dikehendaki minimal 80%.
b. Tanah
Bambu dapat
tumbuh diberbagai jenis tanah, mulai dari tanah berat sampai ringan, tanah
kering sampai becek dan dari subur sampai kurang subur. Juga dari tanah
pegunungan yang berbukit sampai tanah yang landai. Perbedaan jenis tanah dapat
berpengaruh terhadap kemampuan perebungan bambu. Tanaman bambu dapat tumbuh
pada tanah yang bereaksi masam dengan pH 3,5 dan kondisi optimalnya tanah yang
memiliki pH 5,0 sampai 6,5.
Aspek Ekonomi Bambu
Secara
ekonomis, produk-produk yang berasal dari bambu memiliki nilai yang cukup baik.
Banyak produk-produk yang dihasilkan mencakup mulai dari sandang (serat
untuk pembuatan pakaian, dll), papan (papan lembaran, lantai, meubel, dll),
pangan (rebung kalengan, kripik, aneka jenis makanan olahan, dll), estetika
& budaya (kertas budaya untuk sembahyang, pernik-pernik artifisial ruangan,
dll), kesehatan (arang, vinegar, dll) dan sebagainya. Dengan pengolahan
berteknologi tinggi, bambu dapat dijadikan kertas kualitas nomor satu, bahan
obat-obatan kesehatan berkualitas, dsb. Masih banyak lagi potensi bambu yang
terpendam dan belum tergali, tentunya dibutuhkan suatu inovasi teknologi
kedepan guna dapat mewujudkan potensi tersebut.
Untuk
kebutuhan bambu dapat dicontohkan sebagai berikut :
- Kebutuhan arang bambu 72 ton/bulan, namun hanya terpenuhi 2 ton/bulan (ekspor ke Jepang), eksportir dari Solo.
- Industri dan Kerajinan bambu di desa Cebongan (Sleman, Yogyakarta) hanya terpenuhi 50% bahan baku dari kapasitas yang dimiliki
- Di Kecamatan Manyar (Banyuwangi) untuk keranjang ikan membutuhkan bambu sampai 1.600 batang per hari.
- Di Desa Pakraman Angseri (Bali) kebutuhan bambu untuk acara adat perawatan rumah adat dll mencapai 2.275 batang/tahun.
Selain itu,
Indonesia juga telah menjadi anggota tetap International Network Bamboo and
Rattan (INBAR) yang berpusat di Beeijing. Berdasarkan data yang dikumpulkan
Direktorat Bina Perhutanan Sosial di 22 Provinsi terdapat luas tanaman bambu
rakyat seluas 180.094,23 ha dengan perkiraan jumlah batang 540.962.125 batang..
Untuk negara yang menjadi tujuan ekspor bambu tercatat sebanyak 19 negara yang
tersebar di Asia, Eropa, Australia dan Amerika. Berdasarkan data tersebut,
dapat disimpulkan bahwa prospek pengembangan budidaya bambu memiliki prospek
yang cerah mengingat besarnya kebutuhan akan bambu sementara pasokan yang ada
masih terbatas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar